Senin, 17 Januari 2011

Some About Chocolate

Coklat adalah sebutan untuk makanan yang dibuat dari biji kakao. Adapun makanan yang terbuat dari coklat biasanya coklat batangan, sereal, snack, dll. Coklat biasanya juga bisa diolah menjadi minuman.

Cokelat biasanya diberikan sebagai hadiah. Dengan bentuk, corak, dan rasa yang unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian. Bahkan sebagai pernyataan cinta.

SEJARAH

Cokelat memiliki sejarah yang panjang. Diperkirakan coklat pertama kali tumbuh di Amazon utara sampai Amerika tengah, kemungkinan sampai di Meksiko bagian selatan.

Residu Coklat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno menunjukan bahwa suku tersebut mengkonsumsi minuman coklat 400 SM. Mereka mengenal pohon "kakawa" yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang artinya minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini wajib konsumsi setiap hari, entah apa alasannya. Namun, tampaknya Cokelat merupakan simbol kemakmuran. Cara penyajiannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebetulnya dihasilkan dari lemak kakao, namun biasanya ditambahkan juga busa tambahan.


Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa, daerah yang meliputi kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan Biji Kokoa. Bagi suku aztec, biji kokoa adalah 'Makanan para dewa'. 


Cokelat pada masa itu juga dijadikan mata uang oleh suku Maya, Toltec, Aztec. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa.

Pada tahun 1544, Delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat. Sontak, minuman coklat menjadi minuman yang digemari di Istana Spanyol. Pada akhirnya, Coklat tersebar ke kaum elit Eropa. Lalu, harga coklat jadi cukup murah. Eropa sebanyak mungkin mengurangi rempah-rempah, namun beberapa tetap mempertahankan Vanilla. Dan coklat ditambah gula oleh Eropa. Semua coklat dieropa berbentuk minuman. Pada tahun 1847, Akhirnya ditemukan Coklat padat.


Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu.


RASA COKLAT


Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat (Emperors of Chocolate), Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.


PEMALSUAN RASA



Pemalsuan rasa cokelat sering terjadi karena kokoa adalah bahan yang relatif mahal dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Kedua bahan ini sering digunakan untuk menggantikan kokoa.
Lemak kokoa sering digantikan minyak yang lebih murah, seperti lesitin dari kedelai atau minyak palem. Selain soal harga, dengan kedua bahan ini pelapisan cokelat menjadi lebih mudah. Perbandingan kokoa padat (komponen nonlemak pada biji yang digiling) juga cenderung rendah. Dalam cokelat batangan, misalnya, sekitar 20% gula-gula itu diisi cokelat.
Cokelat premium, di sisi lain, biasanya mengandung sekitar 50 - 70% cokelat padat. Karena mengandung lebih sedikit gula dan mungkin juga sedikit minyak nabati, cokelat pekat ini mengandung lebih sedikit kalori dari produk cokelat pada umumnya. Pantaslah bila para pencinta cokelat sering “protes” gara-gara cokelat disalahkan untuk masalah yang sebenarnya disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan.
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah  . Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Adanya kandungan teobromin dalam cokelat bisa menjadi racun untuk sebagian hewan bila dikonsumsi. Hewan-hewan yang bereaksi keracunan pada kandungan teobromin diantaranya adalah kuda, anjing, burung kakak tua, tikus-tikus jenis kecil dan kucing (khususnya anak kucing), ini dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan kimia ini secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat maka kandungan teobromin akan tetap berada dalam aliran darah mereka hingga 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin mengalami epilepsi dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah dengan merangsang hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat mungkin membawa mereka ke dokter hewan.


Terima kasih telah membaca artikelnya. Jangan lupa jika ingin copas, cantumkan sumbernya ya. Juga dipersilakan untuk berkomentar tentang artikel ini. Follow twitter saya @alamni_

Dapatkan Domain co.cc Secara GRATIS, Tentukan sendiri namanya  

Berlangganan Via RSS

Atau Berlangganan gratis Via Email Di bawah ini. dengan begitu anda tidak akan tertinggal update dari Share-I

Powered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar semua!!!!!!!
tinggalkan komen dan kritik dan saran disini. jangan lupa, jika ingin mengcopy paste artikel, jangan lupa tuliskan sumbernya. kasian, dah capek-capek bikin penulisnya.