“Kamu nggak apa-apa?”
“Ya, nggak
apa-apa kok,” kata seorang anak, yang
tadi sempat terpeleset.
“Baiklah,
sekarang kalian periksa gedung tersebut dan pastikan ‘mereka’ tidak ada di
dalam!” perintah seorang tentara kepada anak buahnya.
Tentara-tentara
itu mendekati gedung tersebut. Perlahan mereka mendekati pintu gedung, dan
masuk ke dalamnya. Gedung itu, walaupun bagian atasnya sudah runtuh, namun
bagian bawahnya masih cukup kokoh. Tidak seperti gedung lain, gedung ini sangat
sedikit jendela, modelnya pun agak lama. Perlahan, tentara-tentara tersebut
memasuki lorong gedung, yang gelap dan sangat sunyi. Semakin masuk ke dalam gedung tersebut,
semakin sedikit cahaya yang masuk, membuat para tentara itu harus mengaktifkan nightvision
goggle mereka. Mereka mengecek setiap ruangan yang ada, jangan sampai ada
satu dari “mereka” yang ada di gedung tersebut dan memberikan posisi mereka
kepada pihaknya.
Setelah
cukup lama memeriksa, para tentara itu keluar dari gedung tersebut dan melapor
kepada pimpinan mereka.
“Area
bersih, pak!” seru salah satu dari mereka.
“Oke,
semua masuk ke dalam! Kita akan aman di gedung ini!” Perintah si pemimpin
tersebut. “Untuk sementara....,” ucapnya dalam hati.
Sebuah
rombongan masuk ke gedung tersebut. Rombongan tersebut terdiri atas orang-orang
yang selamat dari serangan besar-besaran “mereka”, termasuk anak yang tadi
sempat terpeleset itu. Mereka digiring masuk ke dalam gedung tersebut, ke
sebuah ruangan besar agak jauh dari pintu dimana mereka masuk tadi. Di dalam
ruangan tersebut, si pemimpin tentara mengeluarkan sebuah lampu. Lampu tersebut
kecil, namun cukup terang untuk sebuah ruangan. Lampu tersebut menggunakan
tenaga surya dan sedikit baterai, serta sangat hemat dalam penggunaan
energinya. Sehingga lampu tersebut dapat menyala cukup lama, paling tidak 2-3
hari. Penerangan tersebut digunakan mereka untuk makan dan beristirahat,
sementara seorang tentara dan seorang medis mengobati orang-orang yang terluka
dengan sigap.
Anak
yang tadi duduk bersandar di tembok. Dia mengeluarkan sebuah handphone,
yang terlihat sangat tipis, dengan panel surya dibelakangnya. Layarnya full touchscreen, dan
memiliki fitur-fitur yang futuristik.
Ia melihat jam yang ada di handphone
nya. “Jam 1,” ucapnya dalam hati. Ia dan rombongannya hanya memiliki waktu 1,5
jam, sebelum kota itu dihancurkan dengan bom atom, yang cukup untuk
menghancurkan satu kota. Maka sebelum mereka mati akibat ledakan tersebut,
mereka harus mencapai Zona Evakuasi.
Zona
Evakuasi adalah satu-satunya daerah yang aman untuk evakuasi, karena mendapat
perlindungan yang paling kuat dan efektif dari “mereka”. Zona tersebut berada
di pinggiran kota, tidak terlalu jauh
dari posisi mereka sekarang. Dari zona tersebut, mereka akan di evakuasi menuju
tempat-tempat yang aman.
Di sisi
lain, dua orang tentara sedang berjaga di balik pintu gedung untuk memberi tahu
bila ada tanda-tanda dari “mereka”. Tiba-tiba saja, mereka mendengar suara
raungan yang mengerikan. Suaranya begitu keras dan pekik, yang membuat kedua
tentara tersebut gugup. Mereka langsung menghubungi si pemimpin, yang sudah
bersiaga sejak tadi. Si pemimpin tersebut menyuruh rombongan untuk bergerak
melalui pintu belakang, dijaga oleh tentara-tentara terbaik yang ia percaya.
Sedangkan ia sendiri bergerak menuju pintu masuk, dan mulai mengeluarkan gadgetnya.
Ia mengeluarkan semacam goggle, yang dapat menampilkan thermal vision
dan GPS. Melalui peralatannya, iya melihat
tidak hanya satu, tapi lima dari “mereka”. Sebuah keadaan yang sangat
menegangkan. Tidak hannya satu, tapi lima. Apalagi mereka cukup sulit untuk
dilumpuhkan, butuh satu magazin penuh peluru explosive.
Tak
lama kemudian, pertempuran antara manusia dengan “mereka” tak terhindarkan.
Ledakan dimana-mana, para tentara dengan sigap mengambil perlindungan dan
melontarkan peluru-peluru meledak. Tak mau kalah, “mereka” juga menembakkan
senjata mereka. Cukup sulit untuk mengalahkan “mereka”, karena mereka
menggunakan baju pelindung yang terbuat dari metal yang aneh. Walaupun tetap
dapat dihancurkan, baju pelindung tersebut membuat tentara-tentara tersebut
kewalahan.
Di sisi
lain gedung, rombongan berhasil keluar dan berlari menjauh dari gedung
tersebut. Sialnya, ada dua dari “mereka” yang menghadang. Perlawanan sengit
antara tentara dengan “mereka” terjadi. Rombongan orang-orang selamat diserang
oleh salah satu dari “mereka”. Anak yang tadi terpental dari rombongan yang
sudah berlari cukup jauh. Salah satu dari “mereka” mendekatinya. Di saat-saat
seperti itu, memorinya muncul, kembali di waktu sebelum penyerangan mereka
dimulai. Waktu dimana semuanya baik-baik saja....
To be continued...
Dapatkan Domain co.cc Secara GRATIS, Tentukan sendiri namanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar semua!!!!!!!
tinggalkan komen dan kritik dan saran disini. jangan lupa, jika ingin mengcopy paste artikel, jangan lupa tuliskan sumbernya. kasian, dah capek-capek bikin penulisnya.